FREE Live Account

Gainscope : Online Forex Trading

Jumat, 29 November 2013

ANALISA TEKNIKAL


Analisa teknikal atau analisa grafis adalah sebuah pendekatan yang sifatnya mengamati atau menganalisis dengan mengacu pada chart/grafik dan segala alat bantu (indikator teknikal) yang ada di dalamnya dan bertujuan untuk memprediksi harga di masa yang akan datang. Trader yang menggunakan analisa ini disebut trader teknikal, teknikalis, chartist, atau bisa pula teknisi.

Sejarah Analisa Teknikal
Penilaian harga saham yang wajar (intrinsic value) telah ada sejak awal abad ke-16. Berawal dari perdagangan agrikultur di Eropa sampai ke perdagangan beras di Jepang. Pelaku pasar pada saat itu dengan tidak sengaja telah mempraktekkan teknik penilaian saham yang telah berkembang sampai saat ini, yaitu analisa teknikal. Sampai pada awal abad ke-18, analisa teknikal ini  semakin dipopulerkan oleh dua orang bersahabat yakni Charles Dow dan Edward Jones yang namanya diabadikan sebagai nama sebuah bursa, Dow Jones. Dalam perjalanan karirnya di bursa saham, Dow dan Jones sering menuangkan tulisan yang dimuat dalam surat kabar harian The Wall Street Journal. Tulisan mereka dalam surat kabar tersebut menjelaskan tentang teknik-teknik dasar analisa teknikal yang diakui dan dihargai sampai saat ini. Teknik-teknik tersebut lalu dipraktekkan oleh berbagai kalangan dalam perdagangan saham di bursa saham pertama di dunia,Stock Market Average. Stock Market Average ini resmi didirikan oleh Charles Dow pada tahun 1884. Bursa saham tersebut pada awalnya hanya memperdagangkan saham dari sebelas perusahaan namun terus berkembang  menjadi 30 perusahaan dan bertahan hingga saat ini. Seiring berkembangnya zaman, lalu muncullah jenis-jenis perdagangan lain dari berbagai instrumen, seperti forex ini. Mengingat mekanismenya yang tidak jauh berbeda dengan mekanisme pasar dalam bursa saham, pelaku pasar–yang awalnya institusi dan lembaga keuangan negara ini–menerapkan semua teknik yang ada pada perdagangan saham. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, data yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih cepat sehingga mendorong para pakar untuk menciptakan metode-metode baru dalam analisa teknikal yang sampai saat ini banyak digunakan untuk memprediksi harga di masa yang akan datang.
Memprediksi harga berdasarkan analisa teknikal berbeda dengan analisa fundamental. Pada analisa teknikal, trader hanya mengandalkan pergerakan historik pada sebuah chart yang nantinya dijadikan acuan dalam melakukan aksi jual ataupun beli. Pergerakan historik adalah pergerakan yang terjadi di masa lampau yang tidak  memiliki batasan waktu dalam penggunaannya. Jadi, selama chart masih bisa ditarik mundur, itulah yang bisa kita manfaatkan untuk melakukan analisa teknikal.
Teknikalis biasanya tidak terpengaruh oleh isu-isu yang berkembang di masyarakat luas karena mereka memiliki asumsi atau pemikiran bahwa segala yang terjadi di luar sana akan tergambar jelas pada grafik pergerakan. Asumsi inilah yang membedakan analisa teknikal dengan analisa fundamental. Secara umum, ada tiga asumsi yang melekat pada analisa teknikal ini:
  1. Grafik Merupakan Cerminan Dari Segala Kondisi Yang Terjadi
    Ini adalah asumsi paling mendasar yang dimiliki oleh trader teknikal. Mereka memiliki anggapan bahwa segala bentuk/dampak dari faktor ekonomi, politik, ataupun faktor fundamental lainnya akan tercermin pada chart mereka dan apa yang mereka lihat pada pergerakan historik itulah yang mereka anggap sebagai gambaran keseluruhan atas gejolak pasar yang terjadi.
  2. Harga Bergerak Sesuai Trend Yang Terjadi
    “Trend is friend and price is always right.” Hanya dengan melihat pergerakan secara keseluruhan, trader teknikal sudah bisa menyimpulkan bahwa harga akan terus mengikuti trendnya sampai sebuah trend baru muncul. Artinya, ada kecenderungan dimana harga akan terus bergerak naik ataupun turun sampai pada saatnya ia berbalik arah. Dasar dari asumsi ini adalah bentuk dari ungkapan di atas yang mengartikan trend adalah teman dan harga selalu benar. Ketika seorang trader teknikal akan melakukan risetnya, hal pertama yang akan mereka lihat adalah major trendnya, apakah itu bullish ataupun bearish. Major trend yang terjadi akan menjadi pertimbangan bagi mereka dalam memprediksi harga yang akan datang. Terlepas daritimeframe yang mereka gunakan, ketika melihat pergerakan harga secara dominan, mereka akan terus menganggap harga akan melanjutkan trendnya sampai batasan–dari suatu kondisi tertentu–yang mereka gunakan tercapai.
  3. Sejarah Terus Berulang dan Akan Selalu Terulang
    Apa yang telah terjadi dapat kembali terjadi dan akan terus begitu. Itulah asumsi yang muncul dari apa yang telah mereka amati pada grafik pergerakan harga. Mereka meyakini: ketika terjadi pengulangan terhadap suatu kondisi, itu artinya harga selalu bereaksi sama terhadap kondisi tersebut. Mereka yakin akan adanya siklus dalam pergerakan harga yang akan selau terulang dalam periode waktu tertentu. Hal ini disebabkan oleh sifat dasar manusia yang dari dulu sampai sekarang tetap sama dalam menanggapi pergerakan harga yang terjadi.
Tiga asumsi di atas merupakan perwakilan dari asumsi-asumsi lain yang dimiliki teknikalis secara keseluruhan. Namun demikian, mereka biasanya sangat membutuhkan alat bantu yang terdapat pada chart mereka. Dengan menggunakan alat bantu atau indikator, mereka dapat lebih mudah membaca grafik. Indikator seperti moving averagetrendline, dan fibonacci menjadi alat bantu dasar dan paling sering digunakan dalam melakukan analisa ini. Adapun alat bantu dalam analisa teknikal namun bukan merupakan indikator seperti chart pattern dan candlestick pattern menjadi alat bantu yang sangat berguna bagi teknikalis jika mereka bisa mengkombinasikannya dengan indikator yang ada secara baik dan selaras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar